Header Ads

test

Islam Satu dan Islam Nusantara



Oleh Muhamamd Ishom
Tidak bisa dipungkiri bahwa Islam itu satu karena semua orang Islam di seluruh dunia bersaksi satu Tuhan–Allah SWT–bersaksi satu bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan-Nya, dan berkitab suci satu–Al-Qur’an. Jadi secara normatif Islam itu satu karena risalah ajarannya berasal dari satu sumber yang sama–Allah SAW. Tetapi, bagaimanakah ajaran Islam itu secara faktual diamalkan? Apakah setiap orang Islam di seluruh dunia memiliki cara yang sama dalam mengamalkannya.

Jawabnya, ada yang sama dan ada yang tidak. Yang sama itu karena Islam memang memiliki universalitas, yakni ajarannya bisa diterapkan di mana saja di dunia ini tanpa mengenal batas-batas geografis maupun budaya, dan bahkan tanpa batas waktu. Misalnya adalah ajaran shalat lima waktu. Di manapun di dunia ini orang Islam sepakat bahwa shalat wajib itu hanya ada lima waktu, yakni Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Shubuh. Jika ada shalat wajib kurang atau lebih dari lima waktu, pasti ajaran itu secara normatif salah.

Untuk melaksanakan ajaran shalat, semua orang Islam sepakat bahwa salah satu syarat sahnya  adalah menutup aurat. Tetapi pertanyaannya apakah setiap orang Islam di dunia ini secara faktual melalukan cara yang sama dalam menutup aurat?

Jawabnya, “tidak” sebab masing-masing wilayah memiliki budaya pakaian berbeda. Contoh, orang-orang Arab dalam kesehariannya mengenakan gamis untuk menutup badannya. Maka ketika shalat mereka mengenakan gamis. Orang-orang Amerika dan Eropa dalam kesehariannya mengenakan celana dan baju. Maka mereka yang Muslim ketika shalat mengenakan celana dan baju. Sedangkan orang-orang Indonesia umumnya mengenakan sarung/celana dan baju ketika shalat untuk menutup auratnya.

Cara bagaimana orang-orang Islam Indonesia berpakaian menutup auratnya ketika shalat yang berbeda dengan orang-orang Islam di Arab dan Amerika maupun Eropa merupakan salah satu item kecil dari obyek kajian Islam Nusantara. Tentu saja Islam Nusantara tidak sekadar itu karena aspek-aspeknya cukup luas seperti sejarah, sosial, politik, budaya, fiqih, dan sebagainya.

Jadi Islam Nusantara itu sebetulnya hanya menyangkut sisi kemanusian (insaniyah) dari ajaran Islam tentang bagaimana orang-orang Islam Indonesia secara empiris mengamalkan ajarannya sesuai dengan budayanya dengan tetap memperhatikan ketentuan syariat. Pada sisi kemanusiaan ini Islam itu beragam dan tidak satu karena manusia memang beragam. Sedang ajaran Islam itu sendiri tetap ilahiyah karena merupakan wahyu dari Allah SWT. Pada sisi ilahiyah inilah Islam itu satu.


*) Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul (UNU) Surakarta

No comments:

Powered by Blogger.