Header Ads

test

Kiai Said: Nasionalisme Bagian dari Iman



Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan, Islam Nusantara yang digagas NU dibangun di atas infrastruktur budaya. Puncaknya dari gagasan Islam Nusantara adalah menempatkan agama yang dibangun di atas nasionalisme atau agama dibangun di atas tanah air.

Menurut dia, barangsiapa yang tidak punya tanah air, maka tidak akan punya sejarah. Barangsiapa yang tak punya sejarah. Barangsiapa yang tidak punya sejarah, pasti akan dilupakan.

“Mengapa Fir’aun masih diceritakan Al-Qur’an? Karena punya tanah air. Mengapa Sriwijaya, Majapahit masih didongengkan? Karena punya tanah air,” kata kiai yang pernah nyantri di Kempek, Lirboyo, Krapyak dan Ummul Qurra Arab Saudi tersebut

Hal itu pula, menurut pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah, Ciganjur, Tersebut, yang dilakukan Rasulullah bertekad kuat untuk hijrah ke Madinah. Karena, ia ingin memiliki tanah air. Dari tanah air itulah akan memulai sejarah.

“Oleh karena itu hubbul wathan minal iman, tafsirannya saya pertegas, nasionalisme bagian dari iman. Kurang nasionalis, kurang imannya. Anda Muslim, harus nasionalis.”

Karena, kata dia, nasionalisme para pendiri NU seperti Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari adalah nasionalisme relijius, bukan sekuler dan liberal. Nasionalisme orang NU adalah tumbuh dari hati yang beriman.

“Maka, ormas-ormas yang mengganggu keutuhan NKRI, harus diusir.”

Di dalam Al-Qur’an dijelaskan, “Wahai Muhammad, orang-orang yang bikin gaduh di kota Madinah, bikin rusuh, bikin tidak nyaman, bikin perpecahan di kota Madinah, usir dia. Jangan biarkan di hidup bersama kamu.”

“Ideologinya kita usir, orangnya, masuk NU,” katanya. (Abdullah Alawi)

No comments:

Powered by Blogger.